Minggu, 11 Desember 2016

Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan

Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menegaskan, tidak tersedia penghapusan bahan bakar minyak (BBM) style premium atau bersama dengan research octane number (RON) 88.

Menurutnya, premium style bensin setelah itu tidak hilang namun amat dibatasi sejak Mei nanti.

Dengan demikian, Sofyan pun tidak cemas bisa tersedia inflasi yang berpeluang terlihat lantaran masyarakat cuma mempunyai pilihan BBM bersama dengan harga yang lebih mahal ketimbang premium.

"Premium tidak dihapus. Premium selalu disediakan," kata Sofyan di Jakarta, Jumat.

Menurut Sofyan, PT Pertamina (Persero) mengeluarkan produk BBM baru, pertalite, supaya bisa beradu di pasar.

Produk baru ini diakui Sofyan bisa beri tambahan masyarakat lebih banyak pilihan BBM.

"Tidak tersedia kenaikan (harga BBM). ini cuma langkah Pertamina untuk beradu di pasar," kata dia.

Sofyan menyongsong baik rencana Pertamina merilis pertalite terhadap Mei mendatang.

Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan


Produk yang rencananya dibanderol terhadap Rp 7.400 dan Rp 8.600 per liter ini di menghendaki bisa beradu bersama dengan produk Super yang dijual Shell, yang mempunyai nilai Rp 8.700 per liter.

"Pertalite itu bahan bakar yang diperkenalkan Pertamina untuk menjadi saingan pertamax, atau saingan Super memproduksi Shell supaya masyarakat boleh memilih," katanya.

Sofyan mengatakan, jika persentase oktan produk baru itu lebih tinggi berasal berasal berasal berasal dari premium atau RON 88, bermakna bahan bakar setelah itu mempunyai kekuatan pembakaran lebih baik supaya lebih hemat energi.

"Kalau hemat energi, itu bagus mempunyai pengaruh lingkungan," kata Sofyan.

Sebelumnya, Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, Pertamina bisa meluncurkan bahan bakar bensin style baru bersama dengan kisaran angka oktan terhadap 88 dan 92 terhadap bulan depan.

"Kami bisa mengeluarkan produk bensin baru bersama dengan RON 90 terhadap bulan depan di Jakarta, Surabaya, Semarang, dan kota besar lainnya di Jawa," kata dia di Jakarta, Kamis

Ia mengatakan, bensin style baru bersama dengan nama pertalite itu merupakan produk transisi sebelum saat akan waktu waktu bisa pas pas penghapusan premium berangka oktan 88.

"Harganya tentu bisa lebih mahal ketimbang premium," kata dia.

VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Wianda Pusponegoro tunjukkan bahwa pihaknya udah berkomunikasi bersama dengan pemerintah berkenaan bersama dengan bisa dirilisnya produk bahan bakar minyak (BBM) style baru, Pertalite.

“Laporan udah ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Lisensi yang dibutuhkan itu berkenaan spesifikasi BBM,” ujar Wianda di Jakarta, Jumat.

“Kalau pernah selalu mengacu ke RON 88, pas ini kembali bagian pengurusan ke Dirjen Migas di mana posisinya (Pertalite) bisa lebih tinggi berasal berasal berasal berasal dari RON 88,” imbuh Wianda.

Saat ini Pertamina sedang membawa dampak persiapan produk Pertalite juga proses logistik dan distribusinya.

Sebagai bagian awal, BBM style baru ini bisa dipasarkan di wilayah DKI Jakarta, awal Mei.

“Kita tawarkan dua hal. Pertalite lebih bersih sebab spesifikasinya lebih tinggi berasal berasal berasal berasal dari RON 88, namun harganya lebih ekonomis berasal berasal berasal berasal dari RON 92 (Pertamax),” tandas Wianda.

Sementara PT Pertamina Region Bali belum memahami tentu kapan menjadi dipasarkannya style BBM baru Pertalite.

Sebelumnya di informasikan pemasaran Pertalite ditunaikan secara bertahap, di menjadi berasal berasal berasal berasal dari kota-kota besar di Jawa, Madura, dan Bali (Jamali).

Menurut Sales Representatif PT Pertamina Region Bali Ivan Syuhada, sejak awal th. Pertamina udah mengeluarkan statemen tersedia produk baru untuk mengganti style premium RON 88.

Quote:

Kualitas Pengganti Premium, Petralite Diragukan

Direktur Eksekutif Komite Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin tunjukkan usaha memproduksi pertalite amat sia-sia. Kualitas bensin tidak sesuai standar keperluan teknologi mesin.

Menurut dia, pertalite mempunyai persentase persentase belerang di atas 50 ppm. Masalah itu bisa berdampak terhadap kualitas kinerja mesin. Industri dan kastemer otomotif nasional terlebih global bisa mengalami kerugian besar.

"Keterlambatan adopsi teknologi Euro Standard 4 seperti ini bisa menutup industri pasar otomotif di Indonesia," ungkapnya.

Pemerintah mestinya lumayan menghapus BBM premium atau RON 88. Saat ini harga memproduksi RON 95 udah lumayan tidak mahal lebih tidak lumayan Rp 7.500 per liter. Bensin setelah itu mempunyai persentase sulfur maksimal 50 ppm atau masuk kategori 4 seusai standar kastemer otomotif di Eropa.

"Jika disempurnakan pajak dan keuntungan untuk Pertamina paling harga di pasar cuma Rp 9.375 per terlebih bisa di kisaran Rp 8.000 per liter," kata Ahmad di jakarta, Jumat (17/4).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said tunjukkan selalu mengkaji keputusan penjualan petralite bersama dengan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas). Perlu pas untuk menghapus penjualan BBM style premium. Harus tersedia kepastian distribusi petralite sesuai keperluan masyarakat.

Pertamina selalu kudu melaksanakan peremajaan kilang. Produksi petralite kudu kenakan kilang berkualitas. Kilang mempunyai Pertamina pas ini udah usang umumnya berusia 30-40 tahun. Paling mudah cuma tersedia di kawasan Balongan.

"Diperkirakan kilang Balongan bisa memeroduksi minyak bersama dengan persentase RON di atas 90, namun di di di dalam jumlah yang terbatas dan tidak bisa menutupi keperluan minyak di di di dalam negeri," ujarnya.

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, sedang membawa dampak persiapan peluncuran bahan bakar minyak (BBM) style baru yakni petralite. Ia menghendaki produk setelah itu diminati masyarakat.

Dia tunjukkan tersedia lebih dari satu pertimbangan untuk merilis petralite teruatama masalah pangsa pasar di seluruh wilayah Indonesia. Pertamina menghendaki produk itu bisa menjadi pengganti BBM style premium yang sepanjang ini disubsidi negara. Petralite bisa dijual secara komersil atau tanpa subsidi.

Ia tunjukkan tidak tersedia rintangan terhadap kesibukan distribusi pertalite. Infrastruktur pendukung seperti terminal BBM dan mobil tanki udah tersedia. Tapi sebagai uji coba bisa dijual di Stasin Pengisan Bahan Bakar Umum (SPBU) mempunyai Pertamina. Setelah itu menyusul ke SPBU mempunyai pengusaha.

"Kita bisa fokus perkenalkan BBM baru di Jakarta Pusat dan Selatan sebab dua kawasan ini jumlah pengguna BBM non subsidi lumayan besar," katanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar